Sssst... this is my sad story. Baca ini pelan-pelan saja. Maaf postingan kali ini sedikit jauh beda dari postingan aku yang biasanya. Tapi hanya disini “dia” bisa tahu semua yang ingin aku bilang..
11 Maret aku melewati jalan yang sering aku lewati ke tempatmu, lorong itu berkerikil dan penuh dengan genangan air karena hujan. Melihat cahaya yang keluar dari pintu kamarmu dari jauh membuat hati ini sedikit gemetar, aku tahu kamu ada disitu. Tiba-tiba semuanya teringat kembali di benakku, semua kenangan ku bersamamu muncul berhamburan di pikiranku. Aku menahan air mata yang hampir keluar karna sedang bersama sahabat-sahabatku, menahannya hingga tangan ini dingin. Mengingat semua yang pernah kita jalani bersama, aku melihat bayangan yang sedang tertawa di depan pintu lantai tiga, itu bayangan kita. Lalu kemudian terfikir kembali, tak terasa sudah lebih satu bulan aku tidak berdiri disana.
Maaf aku memang bodoh, tapi mungkin kamu lebih bodoh. Kita saling mencintai hanya saja cinta itu butuh perjuangan dan cara kamu memperjuangkan cinta ini tidak begitu besar. Lagi-lagi aku menahan air mata yang hampir menetes. Malam itu sahabatku sadar raut wajahku tak bisa dibohongi, mereka tau apa yang sedang aku pikirkan apa yang sedang aku pandangi dari tempatku berada di Asrama HPMM bersama mereka, lalu mereka mulai mengembalikan semangatku dengan berpura-pura akan pergi mengetuk pintu di lantai tiga itu dan mengatakan aku ada disana, melihat dari jauh. Aku hanya bisa tertawa karena itu tidak mungkin mereka lakukan dan aku tau mereka hanya ingin menghapus kemurungan di wajahku.
Hari itu aku terbangun dari tidurku. Seperti biasa saat pertama ku angkat mataku yang terlintas di pikiran ini selalu tentang kita. Lalu tiba-tiba aku bertanya dalam hati “apakah dia juga memikirkan hal yang sama ketika bangun pagi?”. Mungkin “iya” mungkin “tidak”. Berharap handphone yang ku genggam setiap bangun pagi di layarnya ada nomor mu, namun yang kulihat pagi itu kosong. Lalu aku mulai tersadar hmm lebih tepatnya aku menyadarkan diriku sendiri bahwa tidak ada lagi kisah seperti itu bangun lah dari tidurmu dan mulailah aktifitas tanpa semangat dari dia. Rasanya kaku. Badan ini seperti gemetar di pagi hari mengingat dikala dulu sepanjang hari selalu ada dia, dia, dan dia! Terlalu banyak kenangan yang kita ciptakan sehingga membuat diri kita sendiri sulit melupakannya. aku sempat menyapamu di pagi hari itu membarikan sedikit petunjuk bahwa aku ada disana dan hasilnya kamu tidak peduli atau mungkin kamu tahu dan berpura-pura tidak mau tau-
Maaf aku memang bodoh, tapi mungkin kamu lebih bodoh. Kita saling mencintai hanya saja cinta itu butuh perjuangan dan cara kamu memperjuangkan cinta ini tidak begitu besar. Lagi-lagi aku menahan air mata yang hampir menetes. Malam itu sahabatku sadar raut wajahku tak bisa dibohongi, mereka tau apa yang sedang aku pikirkan apa yang sedang aku pandangi dari tempatku berada di Asrama HPMM bersama mereka, lalu mereka mulai mengembalikan semangatku dengan berpura-pura akan pergi mengetuk pintu di lantai tiga itu dan mengatakan aku ada disana, melihat dari jauh. Aku hanya bisa tertawa karena itu tidak mungkin mereka lakukan dan aku tau mereka hanya ingin menghapus kemurungan di wajahku.
Hari itu aku terbangun dari tidurku. Seperti biasa saat pertama ku angkat mataku yang terlintas di pikiran ini selalu tentang kita. Lalu tiba-tiba aku bertanya dalam hati “apakah dia juga memikirkan hal yang sama ketika bangun pagi?”. Mungkin “iya” mungkin “tidak”. Berharap handphone yang ku genggam setiap bangun pagi di layarnya ada nomor mu, namun yang kulihat pagi itu kosong. Lalu aku mulai tersadar hmm lebih tepatnya aku menyadarkan diriku sendiri bahwa tidak ada lagi kisah seperti itu bangun lah dari tidurmu dan mulailah aktifitas tanpa semangat dari dia. Rasanya kaku. Badan ini seperti gemetar di pagi hari mengingat dikala dulu sepanjang hari selalu ada dia, dia, dan dia! Terlalu banyak kenangan yang kita ciptakan sehingga membuat diri kita sendiri sulit melupakannya. aku sempat menyapamu di pagi hari itu membarikan sedikit petunjuk bahwa aku ada disana dan hasilnya kamu tidak peduli atau mungkin kamu tahu dan berpura-pura tidak mau tau-
Baiklah dari situ aku sadar, jika semua benar, jika semua kata cinta, jika semua kata sayang yang kamu bilang padaku benar dan semua kata “ke-tidak-mau” kamu berpisah denganku kamu ungkapkan dengan bersungguh-sungguh, maka hari itu juga kamu seharusnya menghampiriku! Dan aku bisa lihat bagaimana kerasnya kamu tidak ingin cinta ini berakhir. Tapi semuanya tidak sesuai yang di harapkan, kamu malah menghilang dan pura-pura tidak tahu. Itu yang membuat aku kuat dan yakin bahwa cinta yang kita pernah miliki tidak memiliki fodasi yang kuat lalu rubuh dan hancur. Bahkan untuk mengumpulkan kepingan-kepingan cinta itu saja kamu tidak bisa.
Kemudian saat matahari mulai terbenam, nama kamu di sebut kembali. Kenapa mereka harus bertanya tentang kita? Kenapa semua orang seakan tahu mengenai aku dan kamu? Aku mulai muak dengan semua ini, muak akan disetiap sudut mata memandang muncul bayangan tentang kita, seakan pikiranku telah diracuni oleh cinta yang tak sempurnah ini.
-------------------------------
Kubuka mataku lebar-lebar dengan helaian nafas panjang sambil meneteskan air mata “ini akan menjadi air mata terakhirku untukmu” dalam hati berkata begitu, “Tapi aku terlalu menyayangi kenangan itu” hati kecil berbisik. Air mata semakin kencang berurai. . . dilema dengan segala rasa yang kumiliki, ingin meninggalkan tapi terlalu sayang, ingin dilupakan tapi tak mungkin bisa dilupakan. Aku membasuh wajahku dengan air hanya untuk menghilangkan air mata yang terus menetes. Kali ini aku tidak menyadarkan diriku tapi dirikulah yang menyadarkan aku bahwa
Sudah saatnya aku ikhlas akan keputusan ini..
Sudah saatnya aku ikhlas menghapus cinta yang tak sempurnah ini..
Sudah saatnya aku memulai hidup baru tanpa semangat dari dia..
Tanpa melihat mata dibalik gagang hitam itu..
Tanpa melihat senyum lebar itu..
Tanpa memulai hari dengan ucapan “Selamat Pagii” dari dia..
Hari ini, akan ku hapus semua tentang dia, bahkan semua lagu yang aku dapat dari dia pun akan aku hapus. Walaupun hati ini sedikit gemetar mengingat akan tiada lagi Sunshine yang menyemangati.
Maafkan aku. . . Aku yang memulai semua ini. . . Aku terlalu menguji cinta kita. . . tapi aku tidak salah, karena dengan keputusan yang ku ambil waktu itu aku bisa melihat sebesar apakah perjuangan untuk cinta yang kita miliki, and now is done.
Terimakasih atas segalanya. . . Mungkin kita tidak di takdirkan bersama dikehidupan ini, tapi kelak di kehidupan yang akan datang jika kita saling kenal lalu terjatuh dalam cinta yang sama, kita harus lebih memperjuangkan cinta itu.